Jumat, 12 April 2013

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bagi Kalangan Bawah



Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas enam persen dan berperingkat dua dunia tidak bisa dibanggakan lantaran tidak berdampak positif bagi perbaikan kesejahteraan sebagian besar rakyat Indonesia. Hal tersebut disampaikan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli di Jakarta, Selasa (19/3).


“Pertumbuhan ekonomi lebih dari enam persen yang dibangga-banggakan itu, toh, ternyata tidak berdampak bagi perbaikan kesejahteraan sebagian besar rakyat Indonesia,” tegas dia. Terlebih, lanjut Rizal, pertumbuhan ekonomi yang berkali-kali diklaim sebagai prestasi Pemerintah lebih banyak disebabkan oleh naiknya harga komoditi di pasar dunia.

Dia mengatakan, harga komoditi di dunia terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. Hal inilah terutama disebabkan karena permintaan di China dan India semakin meningkat. Fakta ini, kata Rizal, sangat jelas menunjukkan pertumbuhan ekonomi terjadi sama sekali tidak ada kaitannya dengan kebijakan ekonomi Pemerintah. Tanpa dorongan konsumsi domestik yang kuat serta harga komoditi yang naik terus, Rizal menilai bahwa ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh di kisaran 4%-4,5%.

“Secara makro ekonomi memang Indonesia bagus, tetapi ketimpangan begitu besar. Lima persen penduduk Indonesia teratas senang sekali dengan kondisi ini. Mereka sangat makmur karena kelapa sawit, batubara, dan hasil alam lainnya. Tapi masyarakat di golongan ekonomi bawah semakin merana. Pendapatan mereka tetap, tetapi harga makanan terus meningkat, padahal 60% pengeluaran mereka adalah untuk makan,” jelas Rizal.

Meningkatnya harga pangan di Indonesia, menurut Rizal lantaran kesalahan dalam sistem tata niaga impor yang ditetapkan Pemerintah. Dia lalu mencontohkan gula, yang menurut Rizal, menjurus ke prilaku kartel. “Di gula itu ada tujuh pemain. Mereka ini yang mendapat jatah kuota dan saling kenal. Jadi prilakunya seperti kartel karena bisa menaikkan harga seenaknya,” kata dia.

Yang lebih membahayakan, imbuh Rizal, adalah bahwa sistem seperti itu tetap dijaga karena menguntungkan pelaku kartel sekaligus pejabat terkait. Sederhananya, pengusaha melakukan kongkalikong dengan pejabat sehingga mendapat jatah kuota. Pejabat yang mendapatkan uang pelicin merasa senang dengan sistem yang sudah ada tersebut karena berarti ada pendapatan tambahan.

Hal ini membuat pejabat semangat untuk melakukan impor terus. “Jadi walaupun presidennya pidato swasembada tetapi pejabatnya tidak tertarik dengan swasembada. Dan saat saya menjadi Kepala Bulog, kita tidak pernah impor beras. Setiap impor beras biasanya dapat US$10-US$20 per ton,” kata Rizal.

Untuk impor, lanjut Rizal, seharusnya yang dipakai bukanlah sistem kuota, tetapi sistem tarif. Dengan demikian, impor boleh dilakukan siapa saja asal membayar tarif sebesar 20%. Di satu sisi, negara mendapat pemasukan. Akan tetapi sisi lain, rakyat juga senang karena harga pangan turun.

Peran Masyarakat Dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

KULINER__Pangan bukan lagi produk konsumsi untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia semata. Pangan saat ini menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan masyarakat. Pangan berubah menjadi sebuah industri kuliner yang memberikan tidak hanya cita rasa tapi juga kebutuhan lain manusia untuk bersosialisasi maupun beraktualisasi. Sebab, industri kuliner yang berkembang saat ini juga menyediakan ruang bagi konsumen untuk bisa berkumpul dengan komunitasnya melalui layanan ruangan maupun jasa lainnya.

        Tidak mengherankan jika industri kuliner saat ini tumbuh sangat subur. Ada beberapa hal yang mengindikasikan hal tersebut. Hal ini setidaknya terlihat dari pola konsumsi masyarakat yang mulai bergeser ke masakan dan minuman jadi (BPS, 2012). Selain itu, dari tahun ke tahun, usaha makanan atau restoran terus meningkat seperti yang tertuang dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1. Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah Dan Besar  Tahun 2007 – 2010

KOPERASI__Pada sisi lain, era globalisasi dan perdagangan bebas yang disponsori oleh kekuatan kapitalis membawa konsekuensi logis antara lain semakin ketatnya persai-ngan usaha diantara pelaku-pelaku ekonomi berskala internasional. Dalam negara perdagangan bebas tersebut, perusahaan-perusahaan multi nasional yang dikelola dengan mengedepankan prinsip ekonomi yang rasional, misalnya melalui penerapan prinsip efektifitas, efisiensi dan produktifitas akan berhadapan dengan, antara lain, koperasi yang dalam banyak hal tidak sebanding kekuatannya. Koperasi di Indonesia berfungsi sebagai badan usaha yang punya azas kekeluargaan dan menguta-makan kesejahteraan anggota, tidak hanya melulu mencari keuntungan saja, pada umumnya bidang usahanya banyak meng-gunakan kandungan lokal, sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di dalam negeri dan dapat dijadikan penghasil produk unggulan.
        Ekonomi rakyat beberapa waktu terakhir menjadi istilah baru yang banyak didiskusikan dalam berbagai forum dan oleh banyak pihak. Bukan tanpa alasan ekonomi rakyat seolah-olah menjadi trendsetter baru dalam wacana pembangunan. “Ambruknya” ekonomi Indonesia yang selama lebih dari tiga dasawarsa selalu dibanggakan oleh pemerintah, memaksa berbagai pihak meneliti kembali struktur perekonomian Indonesia. Berbagai kajian yang dilaku-kan berhasil menemukenali satu faktor kunci yang menyebabkan keambrukan ekonomi Indonesia yaitu ketergantungan ekonomi Indonesia pada sekelompok kecil usaha dan konglomerat yang ter-nyata tidak memiliki struktur internal yang sehat. Ketergantungan tersebut merupakan konsekuensi logis dari kebijakan ekonomi neoliberal yang mengedepankan pertumbuhan dengan asumsi apabila pertumbuhan tinggi dengan sendirinya akan membuka banyak lapangan kerja, dan karena banyak lapangan kerja maka kemiskinan akan berkurang. Kebijakan ekonomi tersebut ternyata menghasilkan struktur ekonomi yang tidak seimbang. Didalam struktur ekonomi yang tidak seimbang tersebut, sekelompok kecil elit ekonomi — yang menurut BPS jumlahnya kurang dari 1% total pelaku ekonomi — mendapatkan berbagai fasilitas dan hak istimewa untuk menguasai sebagian besar sumber daya ekonomi dan karenanya mendominasi sumbangan dalam PDB, pertumbuhan ekonomi, maupun pangsa pasar. Mana-kala elit ekonomi tersebut mengalami problema keuangan sebagai akibat mis-manajemen dan praktek-praktek yang tidak sehat maka sebagai konsekuensi logisnya berbagai indikator seperti PDB dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan kemerosotan.
PERTANIAN__Posisi pertanian sangat memegang peranan penting pada tahapan pertama pertumbuhan ekonomi Rostow (masyarakat taradisional), tetapi semakin berkembang ke tahap selanjutnya, posisi pertanian dan perannya semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh munculnya pemikiran-pemikiran masyarakat yang baru yang terjadi, seperti:
• Penilaian yang berdasarkan spesialisasi, tidak hanya di bidang pertanian.
• Transformasi dari sektor pertanian ke sector lain.
• Munculnya jiwa kewirausahaan yang bergerak bukan hanya dalam bidang pertanian.
• Lebih efektif dan efisien dalam bekerja, mengakibatkan tenaga kerja di pertanian berkurang karena penggunaan teknologi. Akibatnya perkerja pindah ke sector lain, seperti industri nonpertanian.
Di Indonesia, pertanian yang tumbuh memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa pembangunan pertanian merupakan prasyarat untuk adanya kemajuan dalam tahapan-tahapan pembangunan selanjutnya. Karena pertanian memiliki keterkaitan dengan berbagai aspek dalam perekonomian di Indonesia, maka pembangunan pertanian merupakan penentu utama dalam pertumbuhan ekonomi pedesaan, termasuk di dalamnya non-pertanian di pedesaan. Dengan demikian, pembangunan pertanian menjadi bagian yang esensial bagi upaya-upaya pengurangan kemiskinan di pedesaan maupun di perkotaan. Indonesia sebagai negara agraris tidak boleh meninggalkan potensi pertaniannya, tetapi dengan merubah pola pikir primitive menjadi modern melalui pendidikan dan kebijakan pemerintah, maka posisi pertanian dapat memegang peranan penting lagi.


Selain sektor-sektor diatas sebenarnya masih banyak lagi sektor yang sangat mendukung dalam pertumbuhan Ekonomi Indonesia dalam kurun waktu belakangan ini.

Semoga sedikit artikel  diatas bermanfaat, selamat beraktifitas dan bekerja. Salam ^_^

Dari Berbagai sumber...

0 komentar:

Posting Komentar